Sedikit
ingin mereview kembali perjalananku sebelum bergabung di wajihah ini,iya aku
mengenalnya tak hanya sejak menjadi maba dari SMP aku sudah mengenalnya.Tapi
tak lantas membuatku untuk memekarkan diri bersamanya,justru karena perkenalan
yang tak sesungguhnya itu yang membuatku berhipotesa bahwa aku tak cocok
disana,aku lebih tertarik untuk memekarkan diri bersama ibu yang melahirkan
wajihah ini tapi ketika takdir membawaku ke kampus kuning tak ku temukan wajah
sang ibunda itu maka ku memilih KAMMI sebagai pelarianku
Masih seperti
dulu pasca DM 1 itu,suplemen bacaan belum bergeser ke mantuba,novel masih
sering mendominasi,isu pun masih sering terlewatkan,topic pun belum beralih
masih tentang pribadi-pribadi kita.Selalu butuh waktu untuk menyamakan
frekuensi ketika diskusi bergulir.Semangat itu pun pernah melemah saat virus
muntaber memakan korban tapi bertahan masih menjadi piihan,aku pun mencoba
mengaplikasikan bahwa pertahanan yang paing bagus adalah menyerang.Saat tak ada
kawan membersamai harapan untuk menarik yang belum tergerak semakin
tinggi.Sampai Allah gerakkan hati mereka untuk menemani perjuangan.
Ke-stagnan-an pun pernah ku rasakan,merasa
menjadi kader yang belum matang dan mencari pemakluman pun tak menjadi
meningkatnya kapasitas hingga akhirnya dialog-dialog hati pun sering ma
emanas,pertanyaan yang seharusnya dari awal ku hadirkan,tentang seperti apa
seharusnya kader KAMMI?lebih khusus untuk seorang akhwat,siapakah akhwat haroki
itu??Diakah yang memakai sandal gunung??^^^
Ketika
rasa aktualisasi semakin tinggi pun dengan sensitifitas perasaan yang memang
tak bisa di hilangkan ini adalah menjadi hal yang menarik seperti itulah yang
aku rasakan karena keduanya menjadi saling melengkapi.Dari KAMMI aku belajar
menyukai tantangan,Belajar untuk pintar dalam menyusun strategi,belajar untuk
berfikir global tak hanya tentang diri tapi tentang masyarakat madani dan KAMMI
pun banyak mengenalkanku pada dunia lainnya dan karena itu aku mencintai KAMMI.Point
ini menjadi penting karena inilah alasan yang menjadikan kita ingin selalu
memekarkan diri bersamanya.tanamkan selalu pertanyaan ini,sudahkah aku
mencintai KAMMI?Jika cinta adalah kata kerja maka mengupayakan untuk mencintai
KAMMI adalah harus dilakukan.jika kau pernah mencintai KAMMI mungkin kau pun
pernah mendapatkan kecewa,tak apa karena itulah seninya mencintai asal kau tak
sampai putus dengan KAMMI.
1 komentar:
komentarbersama bunga-haraki.
Reply