Hari
ini adalah berakhirnya kegiatan MOS,inginnya sih sekaligus akhir masa sekolahku
disini.Aneh yah baru juga mau masuk sudah mau keluar,tapi untungnya ada Mahran
sahabatku sejak SMP,setidaknya kebersamaan yang berlanjut ini adalah alasanku untuk tetap bertahan di
sini.Kesan buruk itu ku dapat saat melihat pola hubungan interaksi yang
membuatku nyengir,bagaimana tidak pertemanan di sini menggunakan teori siapa
yang menarik dia yang di lirik.Untuk permintaan pertemanan hanya akan di konfirmasi jika dia good
looking?sejak kapan dalam pertemanan memerlukan syarat good looking.
Terlalu
sempit jika kecantikan hanya di maknai sebatas kulit putih,hidung
manclung,tinggi dan semampai.Tapi justru asumsi itulah yang di anut oleh sebagian
kaum hawa,termasuk dafni in the gank teman sekelasku,mereka begitu antusias
dengan apapun yang bisa mempercantik diri menurut versi mereka dan parahnya
mereka pun menerapkan pola hubungan tadi yang hanya memilih-milih teman dari
kecantikan,jikalah ada point lainnya,maka pint lainnya itu adalah
kedudukan,kekayaan dan kepintaran,kepopuleran.Untuk orang yang memiliki
poin-point di atas di jamin tidak akan sulit menemukan orang untuk di jadikan
teman.
Kembali
ke acara penutupan tadi,tentunya dalam acara penutupan ini banyak acara
hiburannya,kreasi seni,unjuk aksi dari tiap-tiap ekstrakulikuler dan
yang paling di tunggu-tunggu adalah MOS awards tapi tidak
denganku,karena yang ku tunggu-tunggu itu adalah selesainya acara penutupan ini
bukannya pengumuman pemenang nominasi awards ini,sama sekali aku tak
mengharapkan untuk memenangkan nominasi kategori apapun.Tapi tak di sangka
namaku terpanggil.
”Kirani Nurdianti pemenang nominasi
untuk kategori peserta terjutek”ucap sang moderator yang di ikuti suara gemuruh
penonton.Bukannya senang yang ada aku tambah bête,daripada menjadi kategori itu
lebihbaik tidak menang sama sekali,kenapa juga panitia harus membuat kategori
yang tak mengenakan seperti terjutek,tergalak,terlugulu dan tercerewet,Bukankah
dalam ajang penganugerahan hanya kategori yang bagus saja yang di buat?Mahran
sih enak dapat kategori teranggun,begitu pun kakakku ia se3bagai panitia
mendapatkan awards untuk kategori kakak tercool.
“Ni..Makanya jangan copot dong
topeng juteknya,kakakmu saja dapat kategori tercool masa kamu adiknya dapat
kategori terjutek?”Tanya Mahran
“Terus gue harus bilang wow sambil
minta tanda tangannya gitu?”dengusku yang tambah bête dengan pertanyaan yang
serasa menyudutkanku
“Bolehlah minta TTDnya pasti di
kasihlah kan kamu adiknya”candanya
“gak penting banget”jawabku dengan
sinis
“penting dong punya TTD kak Rifki
Selebritis di sekolah kita,gak aneh sih dia kan anaknya charming,cool,confident
tapi kenapa yah karismanya tidak tertular di adiknya”ledek Mahran
“Terus kalau aku gak punya karisma
kaya kak Rifki,masalah buat loe?”sinisku yang memuncak
“Ni..kenapa sih daritadi sensi,lagi
M yah?”tanyanya yang mulai kesal dengan sikap sinisku
Inilah yang membuatku tambah tak
nyaman bersekolah di sini,akan banyak di sini yang membanding-bandingkan aku
dengan kakakku seperti saat aku SMP.Sempat ku berontak saat kedua orangtuaku
memilihkan SMA yang sama dengan kakakku.Tapi mereka malah berdalih bahwa dengan
aku bersekolah di SMA yang sama dengan kakakku maka mereka tak perlu cemas
karena ada kakakku yang menjagaku dan bisa mengantarku pulang pergi bersekolah.
“Aduh mah aku kan sudah gede bukan
anak TK lagi yang harus di jagain,lagian untuk masalah berangkat aku kan bisa
berangkat sendiri,dengan seperti itu aku tak perlu merepotkan kak Rifki untuk menjemputku”pembelaanku
yang tak mempan meluluhkan orangtuaku.
Sekarang bukan saatnya mengutuk
keinginanku yang tak terkabul,mau tak mau aku harus menikmati hari-hariku
sebagai siswi.Berharap dengan seiringnya waktu aku bisa enjoy bersekolah di
sini.Tapi tidak semudah itu baru saja bersuggesti positif untuk bersahabat
dengan sekolahku ini,aku sudah bermasalah dengan teman sekelasku yang tak lain
Dafni yang membuatku tambah tak kerasan bersekolah di sini.Awal masalah muncul
saat aku yang menjadi anggota OSIS di tugasi oleh kakak seniorku untuk merajia
kelasku sendiri yang di khawatirkan ada yang membawa barang-barang yang di
larang untuk di bawa ke sekolah.Karena tak mendapati barang-barang tajam,maka
yang ku razia adalah kosmetiknya Dafni in the gank,karena menurutku memang tabu
jika membawa kosmetik ke area sekolah.Semenjak itu meradanglah mereka ,bendera
permusuhan pun mereka kibarkan.Awalnya aku sama sekali menghiraukannya,apapun
ocehan mereka masuk telinga kananku dan keluar dari telinga kiriku tapi lama kelamaan
aku pun kegerahan hampir di setiap
moment mereka mencibirku,alhasil aku pun
terprovokasi.
“kalau gak mampu beli
kosmetik,ngomong dong jangan pake acara razia-raziaan”sindir Dafni
“Ran,berapa sih uang untuk beli
kosmetik,gak penting banget deh ngoleksi kosmetik,natural jauh lebih baik,betul
gak??”balasku menjawab sindirannya.Seketika itu juga mereka menghampiriku dan
di saat jarak memperdekatkan pada waktu pertengkaran yang akan
dimulai,tiba-tiba sang wasit dating memhampiri meredakan pertengakaran yang
akan terjadi
“De..Maaf yah kakak gak bisa pulang
bareng,tolong bilangin ke mama kalau kakak pulangnya terlambat mau kerja
kelompok dulu”Sahut Kak Rifki yang tak
menyadari bahwa dirinya tengah menjadi seorang wasit yang telah mereda
pertengkaran yang tadi akan terjadi.Sontak mereka pun kaget mendapati bahwa
sang idola mereka adalah kakak dari musuh mereka.
“Eh kak Rifki,kiran adenya kakak
yah?wah kebetulan Kiran teman sekelas Dafni kak,iya kan Kiran?”sahut Dafni
dengan wajah inocentnya
“Caper nya mulai deh,kalau sampai jadi kakak iparku bisa perang saudara
tiap hari nih”Gumamku.
Kejadian tadi berdamfak
positif,semenjak itu gencetan senjata pun terjadi.Bahkan semakin lama semakin
redup,terlebih setelah Dafni yang cukup lama absen tak meramaikan suasana kelas.Diam-diam
aku pun merasa rindu dengan suaranya yang selalu meramaikan kelas,ternyata
kabar buruk pun menimpanya,dari teman-temannya aku tahu bahwa Dafni mengalami
luka bakar.Karena di rasa sudah cukup lama ia
wali kelasku menyarankan
untuk kembali menengoknya,dan karena tak ada yang bisa mewakili kelas karena
kesibukan masing-masing,aku dan Mahran pun bersedia meluangkan waktu untuk
menengoknya.
Saat ku menemuinya,ku dapati wajah
dan tangannya yang tak semulus sebelumnya,bekas luka bakar itu nampak terlihat
di sekitar wajah dan tangannya dan raut kesedihan di wajahnya memudarkan pesona
cantiknya.
“Dafni..gak ada kamu kelas gak
rame”sahutku
“Maksudmu kelas bakalan rame karena
dengan keadaanku seperti ini ada bahan lelucon untuk berkomedi ria”jawab Dafni
“oh..kamu ngerasa kalau keadaanmu bisa di jadikan bahan lelucon?”tanyaku
Dafni pun membisu…
“Dengan terdiam seperti ini berarti
kamu memang mengakui dirimu sebagai lelucon, aku tahu kau bukan seorang
pecundang,jangan mempercundangi diri sendiri”
“Mudah saja untukmu bicara seperti
itu,karena kau tak merasakan apa yang ku rasakan,merasakan dunia yang
hilang,semuanya menjauh dan tak mengenal lagi kata teman”lirihnya
“iya..Aku memang gak ngerti,tapi
setidaknya ketidakmengertian orang lain terhadapmu bisa membuatmu lebih
mengerti akan kehidupan ini”jawabku
“Kiran benar,kami memang tak
merasakan masalahmu karena itu adalah caraNya tunjukkan kasih sayangNya
kepadamu”Mahran pun membuka suara
Dafni pun kembali membisu….
“Jika kau masih menganggap
keadaanmu sebagai aib meskipun ku rasa ini bukanlah aib,tapi setidaknya ada
alternative yang bisa kau gunakan untuk menutupi apa yang kau anggap aib.Jilbab
busana yang bisa mengembalikan pesona bahkan lebih dari yang sebelumnya”sahutku
memberinya saran.
Keesokan harinya,suasana di kelasku
ada yang berbeda,semua di kejutkan dengan kembalinya Dafni bersekolah dengan
penampilan Dafni yang baru,Dafni yang awalnya memakai kemeja lengan pendak dan
rok pendek di bawah lututnya kini Nampak terlihat anggun dengan jilbabnya.Komentar
pun berdatangan termasuk dari teman in the ganknya.
“Yang kemarin di tengokin sama
Kiran,ternyata ketularan alinya kiran tuh,eits atau jangan jangan hanya untuk menutupi lukanya itu”sahur Ellin
yang tak lain teman dekat Dafni.Mendengan cibiran dari temannya sendiri dafni
pun meneteskan air mata dan langsung meninggalkan kelas.Aku pun langsung
mengejarnya keluar kelas.Saat ku temui ia dengan deraian air matanya ia pun
menumpahkan kesedihannya,bukan cibirannya yang memang menyakitkan tapi yang
lebih menyakitkannya adalah ia harus menerima kenyataan bahwa cibiran itu
dating dari teman dekatnya sendiri,seseorang yang ia haarapkan untuk
merangkulnya saat terjatuh malah menjatuhkannya saat ia mencoba bangkit dari
keterpurukannya.Tapi kini ia memang mengakui bahwa masalahnya adalah teguran
indah dariNya bahkan ia pun meniatkan bahwa jilbabnya ingin ia sempurnakan lagi
dengan sikapnya,ia tak mau jika jilbabnya hanya sekedar penutup saja.
Aku pun belajar banyak dari teguran
indah Dafni,belajar bahwa setiap orang punya kesempatan untuk lebih baik.Aku
pun harus belajar darinya bagaimana ia yang awalnya tak menyukai teguran itu
bahkan mengutukinya tapi sekarang ia menikmatinya.Begitu pun aku yag
mati-matian menolak bersekolah disini harus bisa menikamati apa yang kita
anggap sebagai masalah yang sebenarnya akan banyak mengajariku untuk lebih
dewasa.Iya sekarang aku yakin ada keindahan di setiap masalah itu.