Pribumi, Kosa kata Yang Mampu Menyatukan

Pribumi, Kosa kata Yang Mampu Menyatukan


Belum genap satu hari dari pelantikan Gubernur terpilih DKI Jakarta. Cuit penggunaan kata pribumi seketika mencapai lebih dari 134. 000 . Dalam pidatonya itu, berikut kutipan Gubernur Anies Baswedan  yang hangat diperbincangkan publik.

"Dulu kita semua peribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telon, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami". 

 Cuitan maya itu membentuk pagar hastag ribuan. Memunculkan pertanyaan  di permukaan, tentang sila ketiga dari dasar negara kita, Persatuan Indonesia. Satu sisi menyuarakan sabda sanggahannya, bahwa apa yang dilontarkan oleh sang penguasa akan menyurut perpecahan. Satu suara anggukan lainnya menyatakan bahwa pernyataa  itu sangat tepat dengan kondisi kekinian. Agar tuan rumah berdaya di rumah sendiri dan agar masa kolonialisme itu tak terulang kembali.

Tidak bisa dipungkiri, kontroversi itu masih erat kaitannya dengan pertarungan dua kubu lalu dalam Pilkada Gubernur kemarin. Dimana nuansa konflik itu sangat kental sekali, isu sara menjadi makanan empuk setiap harinya. Hingga sering dijumpai dalam  pentas pemilihan penguasa baru itu  mampu membagi dua kubu bahkan dalam satu biduk rumah tangga.  Meski ketukan palu telah menghasilkan wajah baru sebagai penguasa Ibukota, pro kontra akan tetap mewarnai. Adalah Anies Baswedan yang pernah menjadi rektor termuda di Universitas Paramida yang juga kemarin mencuri perhatian masyarakat serta memancing riak kontroversi.

Baku ciutan saling mengkomentari itu riuh ramai menghantam jagad maya. Benang kusut pun terurai. Seolah melupakan cara mengsinergikan bagaimana mempribumikan diri dalam persatuan Indonesia. Padahal sudah dalam hitungan lama, masyarakat Indonesia dengan kemajemukannya berasama dalam etnitas bernama bangsa

Berfikir ulang tentang makna kosakata "Pribumi" dan "Indonesia", rasanya dua kosakata tersebut memungkinkan untuk membentuk satu kalimat bermakna "Persatuan".  Arti kosakata Pribumi menurut KBBI, adalah penghuni asli. Sementara mem-pribumi-kan adalah menjadikan milik pribumi. Sedangkan persatuan masih menurut KBBI adalah gabungan daei beberapa tang sudah bersatu. Dua kosa kata tersebut  bisa membentuk kalimat tanpa mesti berjalan masing - masing membentuk kalimatnya sendiri- sendiri. Bahwa menjadi seorang Pribumi yang baik dengan segala makna yang dikandung didalamnya akan membentuk Persatuan. Pribumi yang berdaya di atas kakinya sendiri kemudian mengulurkan tangan menengok kanan dan kiri lalu melangkah bersama membentuk persatuan.

Ketika Kita menjadi KAMMI

Masa kuliah adalah masa dimana pilihan untuk berkembang itu terbuka lebar. Terbebas dari rapor yang harus terhindar dari keterangan alpa, bolos sekalipun tak perlu lagi menitipkan surat tetapi diganti dengan titip absen siluman. Ini adalah bagian dari fase dimana seseorang akan menerima konsekuensi dari pilihannya.Akan sangat disayangkan jika masa kuliah hanya dihabiskan untuk kuliah lalu pulang saja apalagi hanya sekadar kuliah lalu nongkrong.

Pintu untuk berorganisasi ketika masa kuliah itu adalah kesempatan yang berhak untuk kamu rasakan, bisa terlibat dalam organisasi intra kampus atau ekstra kampus. Atau bahkan menjadi seorang double player yang menjadikanmu semakin lekat dengan dinobatkan sebagai aktivis. 

KAMMI adalah salah satu organisasi ekstra kampus yang lahir ketika masa orde baru dan patut untuk kamu pertimbangkan, dimana salah satu keuntungan terlibat dalam organisasi ekstra adalah meluaskan jaringan. Di sana kamu akan digembleng bukan untuk sekadar menjadi mahasiswa, tetapi menjadi seorang yang berkarakter pemimpin dengan jiwa hanif dan intelektualitas bernalar ilmiah yang tak abai dengan kondisi sosial masyarakat. Kadang pandangan mahasiswa mengenai organisasi ekstra seperti KAMMI bak memandang materi perkuliahan yang sukar, padahal banyak hal menyenangkan yang juga dirasakan aktivis KAMMI.

Berikut ini adalah hal-hal pengalaman berkesan yang sering kali dirasakan oleh aktivis KAMMI.

1. Menjadi Mansur.

Mansur alias manusia syura, pesan dari ponsel seorang kader KAMMI biasanya pasti ditemui jarkom info untuk syura. Atau ketika kamu menjadi PJ syura dengan tugas menjarkom seluruh pengurus, dari puluhan SMS yang kamu kirim, yang hadir hanya hitungan jari. Disana adalah saat yang tepat untuk melontarkan jargon kekinian, "Yang sabar mblo, ini ujian"

2. Demo

Aktivitas yang satu ini, dirasa masih menjadi benci-benci rindu oleh mahasiwa bahkan sebagian aktivis. Belum berasa menjadi mahasiswa jika belum pernah ikut aksi jalanan. Namun akan ditemui perbedaan antara aksi solidaritas kemanusiaan yang banyak diikuti oleh mahasiswa dengan aksi jalanan untuk social control kepada pemerintah yang sepi dengan masa aksi.

3. Quote ala jomblo aktivis KAMMI

Aku + kamu = KAMMI adalah quote umum kader KAMMI untuk menutupi kejombloannya.

4. Sidang Mantuba

Mantuba adalah sejenis makluk asing dari planet lain yang mewajibkan seorang aktivis untuk membaca dan memahami buku yang dijadikan pedoman untuk referensi intelektualitas dalam pergerakan KAMMI.

Saat bagian kaderisasi mengevaluasi tugas baca para kadernya, seringkali episode buku yang tertukar itu terjadi. Seharusnya buku nuansa pergerakan malah terganti dengan novela atau buku kisaran pernikahan

5. Dilema aksi atau kuliah

Sebelum seorang mahasiswa tingkat akhir digalaukan dengan pilihan maisah, kuliah, Aisyah dan dakwah. Terlebih dahulu ia akan dihadapkan dengan pilihan rumit, yakni pilih kuliah atau aksi? Dimana aksi adalah amanah rakyat, dan kuliah adalah amanah orangtua.

Lima hal itu, sering kali dirasakan oleh aktivis KAMMI dan akan terkenang dalam perjalanan hidupnya.