Dulu aku agak skeptis, jika yang menjadi tujuan adalah keindahan potret alam. Tanpa muncak, tanpa mdpl, tanpa SLR, keindahan itu masih bisa di temui dikampung kelahiran. Karena Tanah priangan ini miliki warisan Tuhan dengan kekayaan keindahan disetiap jengkalnya. Seperti Sesederhana ku menemukan pergantian hari di langit jingga kala itu.
Setelah Film 5 cm itu booming, trend haiking begitu menjamur di pasaran. Hampir setiap week end, aku selalu melihat pemandangan rombongan orang-orang berkeril. Gunung seolah menjadi tempat destinasi wisata yang menarik untuk di kunjungi. Sedikit kutipan dari Soe Hok Gie yang selain terkenal dengan perlawanan kritisnya terhadap pemerintah dengan tulisan-tulisan pedasnya, dia juga adalah seorang pecinta alam, tepatnya pendiri pertama Mapala UI.
Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.
Tanya itu akhirnya mengusik, sudah sejauh mana aku mengenali kearifan lokal dari kekayaan alam dari tanah kelahiranku? Maka pendakian pertamaku akhirnya menemukan jodoh.Yups papandayan adalah gunung yang tepat bagi para pendaki newbie sepertiku. Tepatnya tanggal 1-3 April aku mengikuti rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh ODOJ (One Day One Juz) yakni khataman al-Qur'an di puncak Papandayan.
Ini pendakian pertamaku, yang tak sekedar pendakian. Ada ukhuwah yang ku temui, ada filosofi perjuangan yang ku peluk erat.Memberi arti tentang kebersamaan, perjuangan dan Alam.
Sebagai pendaki newbie aku mengikuti arahan dari panitia tentang apa saja yg harus dipersiapakan, tentang keperluan haiking menjadi tugas per tenda dan regu untuk saling melengkapi, seperti tenda dan alat- alag masak. polosnya aku menyertakan castrol, yups castrol dalam ukuran cukup memberi beban dan mengurangi kapasitas kelirku.Alhasil aku masih memerlukan tas tambahan untuk menyimpan makanan, dompet dan Hp.Salahnya lagi, aku bukan malah mengambil tas slempang ukuran sedang, melainkan tas gendong, alhasil pendaki newbie ku ala-ala kulkas dua pintu yang rempong sendiri dengan tentengannya.
yah beginilah, penampakan pendaki newbie ala kulkas dua pintu :)
yah beginilah, penampakan pendaki newbie ala kulkas dua pintu :)
Inilah letak wuarbuasyahnya pendakian papandayan ini, cukup aku akui tracknya memang bersahabat untuk kaum newbie sepertiku, banyak mendapatkan bonus begitu para pendaki menyebutnya. Tapi rasanya bonus itu berasa hangus sendiri dengan tengtengan dan beban kelirku. Ada sebernarnya yang berbaik hati menawari untuk membawa kelirku, ah sayang aku terlalu gengsi untuk menerima tawaran dari pria yang tak dikenal itu, hayati malu bang. huahua
Tak aneh jika selangkah demi selangkah aku mengistirahatkan diri.Tak aneh pula, jika aku yang sampai terakhir di pondok saladah diantara rekan segrupku.
Dan tentang persaudaran itu,papandayan mendekap kita semua dalam tali ukhuwah, kalian yang baru ku temui, begitu hangat menyemai rasa persaudaraan.