jilbabmu mahkotamu

jilbabmu mahkotamu

Untukmu kawan.lewat tulisan ini aku ingin bertegur sapa denganmu,saudariku..Bukan karena merasa diri nyantri lantas mengguruimu bukan itu maksudku  tapi sebagai pengingat untukku juga semua saudariku yang lain.tentang mahkotamu yang engkau kenakan,bukan pada rambutmu tapi  jilbabmu.itulah sang mahkota itu yang tak sekedar assesoris semata.ukhti mungkin kau tahu,tremd masa kini yang sedang boo,ing iya “hijabers”aku senang ketika antusias untuk berjilbab mengingkat tapi ada yang bias ketika makna berjilbab itu di jadikan jargon untuk mereka yang berkreatifitas dalam mengkreasikan jilbabnya.Benarkah itu berhijab?coba kita bersama-sama mencari  jawaban dengan menengok firmanNya.
Apabila kamu meminta sesuatu keperluan kepada mereka(istri-istri Nabi),maka mintalah dari belakang tabir.(cara)yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.
Qs.Al-ahzab ayat 53
Dari ayat di sana.kita bias bersepakat bahwa hijab di sana adalah sebagai pembatas,Lalu apa kaitannya sehingga hijab sering di kaitkan dengan jilbab?Ayat hikab tadi berdasarkan referensi  di gunakan ketika  para sahabat mengunjungi kediaman Rasul untuk berdiskusi dengannya ketika rasul sedang ada kepentingan di luar rumahnya,maka istri rasullah yang menemui tamunya itu dengan menggunakan tabir sebagai pembatas agar terhindar fitnah.dari sinilah kita menemukan titik temu antara hijab dan jilbab dimana keduanya sebagai penjaga kita agar terhindar dari fitnah. Sesuai dengan yang di firmankanNYa
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”(Qs.Al-Ahzab ayat 59)

Sekarang aku ingin mengajakmu melakukan survey pembuktian,sepakatkah kita bahwa kekreatifitasan para hijabers itu menarik?aku sepakat dan mungkin engkau pun sepakat tapi permasalahannya di balik kekreatiitasan itu mengundang lirikan-lirikan mata untuk memandang maka jangan menyalahkan mata nakal mereka ataupun ketika  gangguan menerpa.Ketika hijab yang dikenakan masih  membuka celah wanita memang ingin terlihat cantik akan sangat di sayangkan karena esensi darihijab itu sendiri akan memudar. akan tidak ada asap jika  tidak ada api.Maka ketika hijab yang memiliki fungsi untuk melindungi kita kehilangan fungsinya,maka menjadi PR untuk kita,sudahkah kita berhijab sesuai dengan perintahNya???
Berarti  memang ada yang harus dibenahi ketika hijab yang kita kenakan masih menyisakan gangguan bukankah pribahasa mengatakan tidak ada asap jika  tidak ada api.Dan bukankah kita tahu bahwa setiapperintah yang Ia perintahkan pastilah terdapat kabaikan untuk kita.Dan agar kebaikan itu kita rasakan marilah kita luruskan niatan kita bahwa jilbab ini adalah untukNya dan berbenah diri untuk menyempurnakan  kembali  jilbab kita.
Lalu seperti apakah hijab yang di perintahkan oleh Nya?Berikut di bawah ini ada clue-clue hijab yang dapat di katagorikan sesuai dengan perintahNya?enggak berat kok aslinya?^^
Ø  Jilbab yang terulur
Seperti yang di firman dari surat al-Ahzab ayat 59 tadi bahwa jilbab hendaklah di ulurkan ke seluruh tubuh.Jika melihat modeh hijab yang ngetrend sekarang mereka melilit jilbab mereka sehingga tidak menutupi buah dada mereka padahal seharusnya jilbab harus menutupi buah dada mereka dan dengan menggunakan pakaian yang longgar dan tidak membentuk tubuh kita.
Ø  Longgar dan tidak menggunakan cepol jilbab yang menyerupai punuk onta

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Ø  Tidak Mencolok dab bertabarruj
Bertabarruj artinya berias diri dengan berlebihan dan hal ini di larang oleh Allah swt.Sebagaimana firmanNya.
“Dan perempuan-perempuan tua yang Telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian[1050] mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Bijaksana.”(An-Nuur:60)
JIka orang tua saja di larang bertabarruj apalagi yang masih muda tentu tidak boleh sekalipun fitrah wanita adalah ingin terlihat cantik.Berias boleh tapi tentu tidak boleh berlebihan dan janganlah mengenakan pakaian ataupun perhiasan dan assesoris yang mencolok.